KABAR REPUBLIK - Jakarta, Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) melakukan evaluasi menyeluruh terhadap performa para atlet setelah tim Indonesia pulang tanpa gelar dari turnamen bergengsi BWF World Tour Super 1000 All England 2025, yang berlangsung di Utilita Arena Birmingham, Inggris.
Satu-satunya wakil yang berhasil mencapai partai puncak adalah pasangan ganda putra Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana, yang harus puas menjadi runner-up usai kalah dalam dua gim ketat dari pasangan Korea Selatan Kim Won-ho/Seo Seung-jae dengan skor 19-21, 19-21, Senin dini hari WIB.
“Kita harus tetap mengapresiasi perjuangan para atlet. Hasil ini akan menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki kekurangan yang ada,” ujar Kabid Binpres PP PBSI, Eng Hian, dalam keterangan tertulis, Senin (10/3).
Meski hasil yang diraih belum memenuhi target, Eng Hian menilai ada progres positif yang ditunjukkan oleh para pemain, termasuk di sektor ganda.
“Para pemain telah berjuang maksimal, dan lawan-lawan yang dihadapi juga tidak mudah,” lanjutnya.
Gagal Pertahankan Tradisi
Kegagalan di All England 2025 menjadi momen menyakitkan karena Indonesia sebelumnya konsisten meraih gelar sejak 2016, kecuali tahun 2021 saat absen akibat pandemi COVID-19.
Juara bertahan tunggal putra, Jonatan Christie, tersingkir di babak 16 besar, sedangkan pasangan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto gagal mencetak hattrick juara setelah kandas lebih awal.
Fokus ke Swiss Open 2025
Menatap ke depan, PBSI kini mengalihkan fokus ke turnamen Swiss Open 2025 (Super 300) yang akan berlangsung di St. Jakobshalle, Basel, pada 18–23 Maret 2025. Turnamen ini diharapkan menjadi ajang pembuktian dan kebangkitan bagi para atlet Indonesia.
“Swiss Open memiliki level yang lebih rendah dibanding All England. Meski begitu, beberapa pemain top dunia tetap akan tampil di sana. Ini bisa menjadi tantangan bagi atlet kita untuk membuktikan diri dan meraih hasil lebih baik,” ujar Eng Hian.
Untuk sektor tunggal putra, PBSI memutuskan tidak mengirimkan wakil ke Swiss Open. Fokus Jonatan Christie dan para pemain elite diarahkan ke turnamen lain seperti German Open dan Orleans Masters.
“Jonatan Christie tidak ikut ke Swiss Open karena pemain yang masuk dalam kategori 'top committed' harus fokus pada turnamen yang diwajibkan oleh BWF,” jelas Eng Hian.
Meski All England 2025 tidak menghasilkan gelar, PBSI menegaskan bahwa hasil ini menjadi bagian dari proses untuk terus memperbaiki performa dan strategi tim nasional, terutama dalam menghadapi kalender padat turnamen BWF sepanjang 2025. (miy)
0 Komentar