Hal ini disampaikan Menpora Dito di sela-sela kegiatan seminar program olahraga global yang diselenggarakan oleh United Nations Office of Counter-Terrorism (UNOCT) di Discovery Kartika Plaza Hotel, Badung, Bali, pada Selasa (1/10). Menpora Dito menjelaskan bahwa tawaran tersebut disampaikan setelah pertemuan bilateral antara Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach, saat perhelatan Olimpiade 2024 di Paris.
“Pak Presiden terpilih Prabowo bertemu dengan Presiden IOC, Thomas Bach, untuk membahas kemungkinan kapan Indonesia bisa menjadi tuan rumah Olimpiade. Dalam pertemuan itu, Presiden IOC menawarkan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2036,” ujar Menpora Dito.
Menpora Dito melanjutkan, tawaran ini disambut baik oleh pemerintah Indonesia, dan saat itu mulai dibahas mengenai kemungkinan Jakarta dan Bali sebagai lokasi penyelenggaraan. “Diskusinya waktu itu antara Jakarta dan Bali, dan kami menyambut baik tawaran ini. Namun, tentu perlu ada kajian dan pembahasan yang mendalam untuk memastikan kelayakan kedua lokasi tersebut,” ujar Menpora Dito.
Ia menambahkan, masih banyak aspek yang harus dianalisis terkait dengan kepraktisan dan keberlanjutan penyelenggaraan Olimpiade di Indonesia. “Kami perlu menganalisis lebih dalam mengenai efektivitas dan keberlanjutannya. Proses ini memerlukan kajian yang lebih matang,” jelas Menpora.
Meskipun demikian, Menpora Dito menyatakan bahwa Indonesia menyambut dengan semangat besar tawaran tersebut, dan berkomitmen untuk siap menjadi tuan rumah Olimpiade. "Semangatnya adalah bagaimana Indonesia ke depan bisa mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Olimpiade, dan kami akan terus berupaya mewujudkannya," pungkas Menpora Dito. (MIY)
0 Komentar